Silau menyorot mata saat pertama melihat
Kini mulai buram karena waktu yang memaksa
Dahulu kau tampak nyata di hadapanku
Namun, semuanya t’lah berlalu…
Hanya bersisa sebagai maya dalam ‘pandangan’-ku
Ayah….
Masih setia dan ‘
Apa yang pernah kau berikan
Kasih sayang dan ketulusan yang dulu pernah kau selimutkan
Kini terpendam bersama jasad yang telah usang
Namun, tetap ‘
Tersesat, terdampar, dan aku tersudut
Kala pertama kali kau pergi meninggalkanku
Tak sempat kusampaikan maafku!!
Tak sempat kusampaikan terimakasihku!!
Kemudian sesak memancing diri untuk berhenti bernafas walau hanya sesaat…
Ingin aku teriak…!!!
Dan ingin aku berontak atas ketidakadilan ini…!!!
Air mata berjalan melintasi pipi,
Jemari iba menutupi raut wajahku
Tuhan…
Apa yang akan Engkau berikan...?
Apa yang akan Engkau cobakan…?
Tak pernah aku tahu apa yang akan Engkau takdirkan…
Akupun hanya mampu kembali bersimpuh…
Dan bersujud di hadapan-Mu…
Takluk atas kuasa-Mu.